MAKALAH MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH/ SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan
yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan
adalah inti dari managemen.
Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan
pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’,
sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah
mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang
pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja,
maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai
sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat
pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu menggerakan
mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan melaksanakan
tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
Selain sebagai pemimpin, kepala sekolah juga merupakan
manajer, yang dituntut memiliki kemampuan manajerial terkait dengan terwujudnya
sekolah efektif. Karena itu, kedudukan kepala sekolah tidak bisa dipegang oleh
sembarang orang. Kepala sekolah harus memenuhi kompetensi minimal seperti telah
disebutkan sebelumnya. Perilaku kepemimpinan merupakan tindakan-tindakan
spesifik seorang dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kerja anggota
kelompok (Mulyadi, 2010: 47).
Sebagai pemimpin yang mempunyai pengaruh, ia berusaha agar
nasehat, saran dan jika perlu perintahnya di ikuti oleh guru-guru. Dengan
demikian ia dapat mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap,
tingkah laku yang dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu
kelebihan pengetahuan dan pengalaman, ia membantu guru-guru berkembang menjadi
guru yang profesional.
Pada sistem organisasi sekolah, kepala sekolah merupakan
pemimpin bagi masyarakat sekolah lainnya baik guru, karyawan, dan siswa.
Sebagai pemimpin, maka perilaku kepala sekolah akan berpengaruh terhadap
perilaku masyarakat sekolah lainnya. Perilaku positif dari kepala sekolah akan
memacu guru dan karyawan memberikan perilaku yang positif dalam mencapai tujuan
pendidikan. Sebaliknya, perilaku kepala sekolah yang negatif merupakan awal
dari gagalnya penyelenggaran pendidikan di sekolah tersebut.
Sehingga manajemen kepemimpinan sangat berpengaruh besar
terhadap perkembangan kualitas baik-buruknya suatu sekolah. Maka dari itu
penulis tertarik menelaah dalam sebuah makalah yang berjudul “ Manajemen
Kepemimpinan Kepala Madrasah/ Sekolah”.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagi berikut:
1.
Apa
makna dari kepemimpinan?
2.
Bagaimana
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah?
3.
Bagaimana
tipe-tipe kepemimpinan kepela sekolah/ madrasah?
4.
Bagaimana
manajemen kepemimpinan kepala madrasah/ sekolah?
C.
TUJUAN
Tujuan dalam pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui makna dari kepemimpinan.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala madrasah/ sekolah.
3.
Untuk
mengetahui tipe-tipe kepemimpinan kepela sekolah/ madrasah.
4.
Untuk
mengetahui manajemen kepemimpinan kepala madrasah/ sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KEPEMIMPINAN
KEPALA MADRASAH/ SEKOLAH
1.
Pengertian
Kepemimpinan
Dalam bahasa inggris kepemimpinan
sering disebut leader dari akar kata to lead dan kegiatannya
disebut kepemimpinan atau leadership.[1] Sedangkan
menurut istilah kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas individu atau
group untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam situasi yang telah
ditetapkan. Dalam mempengaruhi aktifitasnya individu pemimpin menggunakan kekuasaan, kewenangan, pengaruh,
sifat dan karakteristik, dan tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan
moral kelompok.[2]
J. Reberu dalam dasar-dasar Kepemimpinan memberikan definisi
tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kesanggupan menggerakkan sekelompok
manusia kearah tujuan bersama sambil menggunakan daya-daya badani dan rohani
yang ada dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa
kepemimpinan merupakan unsur dinamis yang sanggup mengkaji masa lampau,
menelaah masa kini dan menyoroti masa depan, untuk kemudian berani mengambil
keputusan yang di tuangkan dalam tindakan.
Memahami dari pengertian diatas bahwa orang yang melakukan
perbuatan/ pengaruh kepada orang lain adalah pemimpin. Bagaimana cara/kiat dari
orang yang memimpin dengan menggunakan kemampuan yang dimilikinya serta melalui
orang yang dipengaruhinya berharapn akan mencapai tujuan yang diharapkannya
bersama. Hal yang harus digarisbawahi bahwa kepemimpinan itu adalah kekuatan
penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara
efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif.
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Apabila dianalisis
lebih dalam lagi akan tergambar bahwa manusia merupakan faktor penentu sukses
atau tidaknya kepemimpinan dari sebuah organisasi. Karena itu, sumberdaya manusia ini tidak tidak
bisa diabaikan dan tidak bisa diberlakukan sama dengan sumberdaya nonmanusia.
Proses kepemimpinan dapat terlaksana jika terjadi interaksi dua
atau tiga orang lebih, maka disisni terdapat faktor perilaku pegaruh dan yang
mempengaruhi dan siapa yang akan bisa jadi pemimpin. Karena itu pimpinan
merupakan suatu tingkatan dalam manajemen yang melakukan fungsi-fungsi
manajemen, pembentukan, perencanaan, pengaturan, pendorong, sistem hubunhan dan
pengendalian, kehendak untuk memimpin dan memberikan pengarahan.
2.
Kepemimpinan
Kepala Madrasah/Sekolah
Di
lingkungan sekolah, kepala sekolah merupakan pemimpin puncak yang menentukan keberhasilan
sekolah tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari kata pemimpin itulah
kemudian muncul kepemimpinan setelah melalui proses yang sangat panjang (Rivai,
2007: 1). Seorang pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam lembaga atau
organisasi yang dipimpinnya harus banyak memiliki suatu kelebihan yang dapat
diteladani oleh para bawahannya. Pemimpin yang baik memahami bahwa keteladanan
merupakan alat bantu yang efektif dalam menjalankan roda kepemimpinannya,
keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh lebih hebat dibandingkan bila
ia hanya mongkhotbahkannya
Kepala
sekolah adalah orang yang memiliki kekuasaan serta pengaruh dalam menentukan
kegiatan belajar mengajar disekolah itu, kehidupan di sekolah diatur dengan
sedemikiaan rupa melalui kepemimpinan seorang kepala sekolah.Kepemimpinan
kepala sekolah akan berhasil apabila mereka memahami keadaan sekolah sebagai
organisasi yanng kompleks dan unik serta mampu melaksanakan peraanan kepala
sekolah sebagai seorang yang diberikan tanggung jawab untukmemimpin sekolah
(Wahjosumidjo, 2007:81).
Kepemimpinan
bermanfaat bagi setiap pemimpin menjalankan perannya sebagai pemimpin
pendidikan yaitu antara lain berperan sebagai, educator, manajer,
administrator, supervisor, leader, enterpreneur,motivator, climator, and
organizer. (Usman, 2006: 246). Mukhtar Latif (2003:131) mengemukakan faktor
penentu keberhasilan seorang pemimpin diantaranya adalah oteknik,
kepemimpinan yaitu menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang
dipimpinnya timbul kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendakinya.
Peran
kepala sekolah sebagai sentral kepemimpinan disekolah sangat menentukan arah
sekolah tersebut, maju atau mundurnya sekolah tersebut tergantung bagaimana
kepala sekolah memainkan perannya senagai pemimpin. Seorang pemimpin diuntut
untuk dapat mengorganisasikan lembaga maupun institusinya. Pemimpin harus mampu
menciptakan suasana kerja yang sehat seperti memupuk dan memelihara kesediaan
masing-masing bahwa mereka termasuk dalam kelompok dapat dibentuk melalui
penghargaan terhadap usaha-usahanya dan sifat yang ramah-tamah.
Dari
penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai leader mempengaruhi banyak
orang (guru, tenaga administrasi, siswa, stakeholders) melalui komunikasi untuk
mencapai tujuan sekolah. Indikatornya adalah kepala sekolah mampu menggerakkan
semua warga sekolah untuk untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan.
B.
TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Seorang
pemimpin seyogyanya memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang diperlukan
dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pengetahuan dan ketrampilan tersebut dapat
diperoleh dari pengamatan belajar secara teori maupun dari pengalaman dalam
praktik selama menjadi pemimpin.
Kepemimpinan
seseorang dapat digolongkan kedalam salah satu tipe dan mungkin setiap tipe memiliki
berbagai macam gaya kepemimpinan. Salah seorang pemimpin yang memiliki salah
satu tipe bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dalam
melaksanakan kepemimpinannya. Kartini Karno (2011: 69) membagi tipe
kepemimpinan sebagai berikut:
1.
Tipe
Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik
dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai
pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power)
dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar. Dalam kepemimpinan ini
seorang kepala sekolah harus memiliki kharisma yang baik untuk menggerakkan
bawahannya supaya manajemen sekolah berfungsi dengan baik.
2.
Tipe Kepemimpinan Paternalistis
Kepemimpinan paternalistik
lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat
sebagai berikut:
(1) mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap selalu melindungi,(3)
mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri,(4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif,(5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri,(6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3.
Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik
ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari
tipe kepemimpinan militeristik adalah:
(1) lebih
banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan
seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3)
sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran
yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari
bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan
dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.
Jadi dalam
kepemimpinan militeristik seorang kepala sekolah menggerakkan bawahannya secara
perintah komando dan otoriter yang harus dituruti oleh bawahannya.
4.
Tipe Partisipatif
Gaya kepemimpinan
ini dipakai oleh mereka yang percaya bahwa cara untuk memotivasi orang-orang
adalahdengan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini
diharapkan akan menciptkan rasa memiliki sasaran dan tujuan bersama
5.
Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis
memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4)
setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak
pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan
dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan
atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin
berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno,
ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila
mereka patuh.
Dalam
kepemimpinan otokratis seorang kepala sekolah memimpin bawahannya berdasarkan
keputusan sendiri yang harus segera dilaksanakan oleh semua warga sekolah.
6.
Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis
pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan
teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu
melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang
kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara
penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi
yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau. Tipe kepemimpinan ini
biasanya tidak baik diterapkan dalam lingkungan sekolah
7.
Tipe Kepemimpinan
Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif
ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara
efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi
yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern
dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8.
Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi
pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa
tanggungjawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai
potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia
mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu
memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan
kondisi yang tepat.
C.
MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Kepemimpinan kapala sekolah meliputi usaha perencanaan,
pengoeganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan potensi yang ada disekolah. Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1.
Perencanaan
Perencanaan
merupakan suatu langkah persiapan dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam perencanaan yang terpenting adalah pembuatan
keputusan yang merupakan proses mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam pembuatan perencanaan. Pola pengambilan keputusan yand dapat dilakukan
adalah pengumpulan data yang diperoleh dari pencatat dan peneliti pengembangan
data dan penentuan data operasional (Burhanuddin, 1998: 54)
Secara
umum perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan
dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Proses penyusunan rencana yang harus diperhatikan adalah menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai tujuan yaitu dengan mengumpulkan data,
mencatat, dan menganalisis data serta merumuskan keputusan.
2.
Pengorganisasian
(organizing)
Organisasi
adalah aktivitas-aktivitas penyusunan dan membentuk hubungan-hubungan sehingga
terwujud kesatuan usaha dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan (Purwanto,
1992: 17). Pada dasarnya organisasi
merupakan suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati bersama.
3.
Penggerakan
(Actuating)
Penggerakan
(actuating) adalah usaha membujuk orang melakukan tugas-tugas yang telah
ditentukan dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan institusi. Cara terbaik
untuk menggerakkan para anggota organisasi adalah dengan cara pemberian komando
dan tanggung jawab utama para bawahan terletak pada pelaksanaan perintah yang
diberikan itu. Penggerakan merupakan usaha yang dilakukan oleh pemimpin kepada
para bawahannya dengan jalan mengarahkan dan memberikan petunjuk agar mereka
mau melaksanakan tugasnya dengan baik menuju tercapainya tujuan yang telah
ditentukan bersama.
4.
Pengawasan/
Supervisi (controling)
“Supeervisi
adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu bawahan dalam
melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif” (Purwanto, 192:76). Dari
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemimpin organisasi mempunyai
tugas membantu bawahan dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki dalam
melaksanakan tigasnya sehari-hari.
Manajemen
kepemimpinan yang dilakukan meliputi perencanaan, organisasi, penggerakan, dan
pengawasan adalah bentuk tanggung jawab pimpinan suatu organisasi. Pemimpin
harus mampu memberikan keseimbangan pada masing-masing tugasnya sebagi pemimpin
dalam memanajemen bawahannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memengaruhi
perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan
adalah kemampuan untuk mengarahkan dan memengaruhi bawahan sehubungan dengan
tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Menurut Stoner, semakin banyak jumlah
sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan makin besar potensi
kepemimpinan yang efektif (Fattah, 2004: 88).
Kepemimpinan dalam penerapan manajemen sekolah memerlukan dua
keterampilan yaitu keterampilan memimpin dan keterampilan mengelola
(kepemimpinan dan manajerial). Perilaku kepemimpinan dalam melaksanakan
keterampilan ini memegang peranan yang sangat penting untuk untuk meningkatkan
kualitas sekolah. Perilaku kepemimpinan yang positif dan mendukung terhadap
penerapan manajemen kepala sekolah akan lebih mencapai keberhasilan.
Kepemimpinan manajemen kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas
sekolah perlu diterapkan tipe-tipe kepemimpinan yang ideal seperti: Tipe
Kepemimpinan Kharismatis, paternalistik, militeristik, partisipatif,
administratif, laissez-faire, otokratis, demokratis.
ijin copas
BalasHapus